Friday, May 27, 2011

MENGAPA LANTAI UNTUK THAWAF TIDAK PANAS?

Pendahuluan :
Saat saya pertama kali melakukan thawaf, saya bingung. Panasnya terik matahari jam 12 siang seperti tidak berpengaruh dengan lantai (ubin) Masjidil Haram karena tetap terasa dingin. Saya benar2 dibuat penasaran....


Di masa lalu, pelataran Kabah yang dipakai untuk tawaf tergolong sempit. Hanya 21 meter dari Kabah, karena di meter ke-21, sudah ada bangunan yang melindungi sumur Zamzam. Bertambahnya jamaah membuat bangunan berukuran 88,8 meter persegi itu dibongkar, sehingga pada 1381-1388 dilakukan perluasan tempat tawaf. Mimbar juga dipindahkan. Maqm Ibrahim direnovasi. Kerikil dihilangkan.

Abdullah ibn Zubair adalah orang pertama yang memberi ubin di tempat tawaf. Ubinnya bergaris tengah lima meter. Hingga 1375 Hijriyah, sumbangan marmer terus berdatangan, dengan bentuk oval saling berhadapan. Lantai tawaf itu dibuat dari marmer dingin, sehingga menahan panas matahari.

Untuk membuat dingin Masjidil Haram, disediakan sentral penyejuk udara. Udara disalurkan lewat terowongan yang menghubungkan sentral pendingin dengan satuan pendingin di tiang-tiang masjid.

Di mala lalu, saat tempat tawaf masih sempit dan jamaah masih sedikit, untuk shalat cukup dilakukan di belakang Maqm Ibrahim. Imam dan jamaah berada di situ. Bertambahnya jamaah, membuat shaf melingkari Kabah perlu dipikirkan. Maka, Gubernur Makkah Khalid bin Abdullah al-Qusary (wafat 120 Hijriyah) menata shaf melingkar itu. Dengan shaf melingkar itu, orang yang shalat tetap menghadap dan bisa melihat ke Kabah.

No comments:

Post a Comment